Sunday, April 13, 2014

Tugas Wawancara Individu

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ). Selain itu menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
            Terdapat unsur-unsur yang tidak dapat terlepas dalam dunia pendidikan. Salah satunya ialah keterlibatan guru sebagai pemberi ilmu. Guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang diberikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat memberikan kehidupan kelas agar menjadi lebih hangat dan pada waktu yang bersamaan dapat memberikan pemahaman kepada murid yang lain untuk dapat saling berinteraksi. Peran guru dalam pendidikan tidak habis dalam batas peran mengajar di kelas. Guru sebagai narasumber ilmu memiliki tanggung jawab manusiawi, kemasyarakatan, dan profesional, dalam dunia pendidikan.
           
            Untuk mengetahui secara lebih detail mengenai pandangan guru terhadap pendidikan dan bagaimana pengalaman mengajar. Saya mewawancarai seorang guru di taman kanak-kanak Dharma Wanita Persatuan USU (TK DWP USU) yang terletak dijalan Universitas No.73 Medan. TK ini menjadi tempat dimana saya dan kelompok melakukan tugas kelompok Paedagogi. Sehingga saya lebih mudah menjumpai ibu guru untuk dimintai wawancara. TK ini juga terletak tidak jauh dari kampus sehingga saya lebih mudah mengaksesnya.
            Salah satu guru yang saya wawancarai adalah ibu ES, beliau termasuk salah satu staff pengajar yang sudah mengajar kurang lebih sekitar 12 tahun. Saya memilih ibu ES karema saya berfikir pengalaman beliau sudah cukup banyak dan beliau sudah sertifikasi. Saat mengajar buk ES terlihat sangat menikmati dan menguasi kelas serta anak didik dengan baik. Selain itu, beliau juga terlihat sabar dan profesional saat mengajar.


BAB II
HASIL WAWANCARA

Biografi Guru           
Nama/Inisial                : ES
Alamat                        : Jl. Binjai kilometer 11 No. 165
Tempat Mengajar        : Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Persatuan USU (DWP USU)
Jl.  Universitas No 73, Medan
Lama Mengajar           : 2002 – 2014 (12 tahun)
Status Guru                 : Tersertifikasi
Tanggal Wawancara    : 22 Maret 2014
Durasi Wawancara      : 18 Menit
Pertanyaan :
1.      Selamat Pagi bu, bisa minta waktunya sebentar? Ada beberapa pertanyaan yang mau saya tanyakan
2.      Sudah berapa lama ibu mengajar disini?
3.      Apa visi dan misi ibu dalam mengajar ?
4.      Bisa ceritakan sedikit bagaimana pengalaman mengajar ibu pertama kali di TK ini?
5.      Bagaimana cara ibu membangun kedekatan dengan peserta didik?
6.      Bagaimana pandangan ibu mengenai pendidikan?
7.      Apa motivasi yang mendasarinya?
8.      Apakah ibu sering bertukar pikiran dengan rekan lain mengenai sistem pendidikan yang ada?
9.      Bagaimana sudut pandang ibu sebagai guru dalam meilhat peserta didik?
10.  Bagaimana cara ibu menghadapi kerakter peserta didik yang beraneka ragam?
11.  Apa filosofi ibu dalam mengajar?
12.  Mengapa mengangkat hal itu sebagai filosofi mengajar?
13.  Metode pendekatan apa yang ibu lakukan dalam mengajar?

Hasil Wawancara:
1.      Pagi, boleh rum. Banyak pertanyaan juga gak papa kok (sambil tersenyum tipis)
2.      Saya mengajar sudah berapa lama ya. Udah lama juga dari tahun 2002-2014. Sudah berapa lam itu? 12 tahunan lah
3.      Visi misi saya dalam mengajar ya menjadi guru yang baik, bisa mendidik anak-anak tidak saja hanya secara akademis, tapi bagimana berinteraksi dengan lingkungan, mengenal satu sama lain dan dapat menghargai semua orang. Anak-anak itu kan masih kecil, mereka masih polos. Jadi waktu yang tepat mengajarkan semua hal baik agar kedepannya mereka terbiasa berbuat baik.
4.      Saya dulu mengajar sambil kuliah, saya psikologi juga sama seperti kalian tapi di UMA. Jadi setiap pagi saya mengajar dan malamnya saya kuliah. Awalnya saya mengajar di kelas A kurang lebih 3 tahun. Itu kalau gak salah ya soalnya udah lama sekali. Terus pindah kekelas B2. Yah begitu la pindah pindah sampai akhirnya saya dikelas B. Suka dukanya banyak sekali, dulu TK ini tidak terlalu banyak muridnya sampai akhirnya sekarang ya lumayan lah dan prestasi TK ini cukup membanggakan. Kami sering mengikuti berbagai kegiatan lomba dan menjuarainya. Mengajarkan anak-anak untuk bisa tampil di depan umum dengan percaya diri. Tidak hanya itu, kami sebagai guru juga bisa tau bakat peserta didik.
5.      Cara saya membangun kedekatan dengan peserta didik, saya harus tau nama dan karakter dari masing masing anak. Karena dengan kita tau nama mereka, mereka merasa kita memperhatikan dan menganggap mereka. Dengan tau karakter mereka kita bisa tau apa yang dia sukai dan apa yang tidak dia sukai. Saya juga selalu menjawab salam dari mereka. Jadi kan deketnya lebih mudah.
6.      Mengenai pendidikan, pandangan saya secara keseluruhan kurikulum di Indonesia ini cukup baik. Hanya saja menurut saya ada sistem yang salah. Seperti sekarang ini pendidikan di TK itu salah kaprah kalok bahasa saya, misalnya anak TK sekarang dituntut harus pintar baca dan berhitung. Padahal ya sama-sama kita tahu, karena kita sama-sama di psikologikan? Setiap usia itu mempunyai tahap-tahap perkembangan sendiri dan untuk usia TK seharusnya mereka belum cocok untuk dituntut bisa baca dan berhitung karena itu tidak sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
7.      Motivasi yang mendasari pendidikan TK jadi salah kaprah ya menurut saya karena ada tuntutan dari SD yang ketika mau masuk SD anak didik harus bisa membaca dan berhitung. Sehingga para orang tua mengkhawatirkan hal itu. Mereka khawatir anaknya tidak boleh masuk SD karena tidak bisa membaca dan berhitung. Oleh karena itu para orang tua menuntut TK untuk mengajarkan anak-anaknya membaca dan berhitung. Ya jadinya TK menganut sistem itu, padahal kan itu sistem yang salah dan tidak sesuai dengan tahap perkembangannya. Yah itu sih menurut saya ya
8.      Kalau bertukar pikiran ya ada la kadang-kadang, saling sharing mengenai anak-anak didik juga. Mengenai pengalaman kerja satu sama lain. Yah masing-masing punya pikiran yang menginpirasi saya.
9.      Peserta didik saya sangat beragam, ada yang mudah sekali diajarkan dan ada yang sulit. Yah biasa laa. Tapi saya mengajar mereka ya sesuai umur dan kemampuan mereka. Yang penting semua yang diajarkan harus juga mengasah kemampuan mental, moral serta keterampilan bersosialisasinya. Saya tidak pernah membeda-bedakan peserta didik saya. Menurut saya setiap orang itu pintar dan punya cara belajar masing-masing. Saya sebagai guru tinggal mengarahkan saja.
10.  Menghadapi berbagai karakter anak didik ya harus pandai-pandai la, harus sabar menghadapi mereka. Karena anak-anak ini gak bisa dikerasin kan? Harus bisa buat mereka nyaman sama kita
11.  Filosofi saya dalam mengajar, pertama menurut saya anak-anak harus enjoy. Selain itu, mereka juga harus dekat dengan kita, peran kita tidak hanya sebagai guru, tapi juga sebagai orang tua dan teman buat mereka.
12.  Karena kalau mereka sudah enjoy apa pun yang kita ajarkan akan lebih mudah diserap. Mereka bisa menganggap kita sebagai teman atau bahkan orang tua mereka. Agar mereka bisa menceritakan apapun tentang mereka lebih terbuka.
13.  Pendekatan yang saya terapkan dalam mengajar ya sesuai dengan kurikulum, seperti bercerita, membagikan bacaan yang berisi gambar-gambar yang lucu dan menarik buat mereka. Mengajak mereka membaca bersama. Yah kayak biasa mengajar TK lah,  teacher centered pastinya.


BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan, buk ES adalah guru yang ramah dan dekat dengan peserta didiknya. Dalam mengajar beliau juga memiliki pengalaman yang sudah cukup lama. Buk ES memiliki visi misi yang sangat luar biasa, beliau ingin menjadi guru yang baik mengajarkan banyak hal kepada peserta didiknya, tidak hanya secara akademis, tapi bagimana berinteraksi dengan lingkungan, mengenal satu sama lain dan dapat menghargai semua orang. Beliau mengatakan “anak-anak itu kan masih kecil, mereka masih polos”. Sehingga beliau berfikiran bahwa pendidikan TK waktu yang tepat mengajarkan semua hal baik agar kedepannya mereka terbiasa berbuat baik. Jika dikaitkan dengan teori, pedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Buk ES tidak hanya berfokus pada ilmu dan cara mengajar, tetapi beliau mengajarkan banyak hal agar peserta didiknya berkembang dan kedepannya akan menjadi generasi-generasi baru yang unggul.  
Buk ES juga selalu memperhatikan bakat peserta didiknya, dengan selalu aktif mengikuti perlombaan. Dengan mengikuti lomba anak-anak belajar untuk tampil didepan umum, sehingga anak didik bisa lebih percaya diri. Buk ES juga mengetahui hampir semua nama peserta didiknya, jika dikaitkan dengan teori buk ES adalah sosok guru yang baik dan diterima secara menyenangkan oleh siswanya. Karena salah satu contoh yang menggambarkan guru yang baik adalah mengetahui nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama. Selain itu buk ES juga selalu menjawab salam dari peserta didiknya dan ini juga menjadi salah satu poin guru yang baik dalam teori. Mengetahui karakter dari masing-masing peserta didik menjadi poin penting bagi buk ES untuk bisa dekat dengan anak didiknya. Dalam teori juga dikatakan bahwa guru harus mengenali gaya siswa dan berbagai cara belajar mereka yang berbeda. Dengan tau karakter mereka guru bisa tau apa yang dia sukai dan apa yang tidak dia sukai.
Mengenai pendidikan, pandangan beliau secara keseluruhan kurikulum di Indonesia ini cukup baik. Hanya saja menurut beliau ada sistem yang salah. Seperti sekarang ini pendidikan di TK itu salah kaprah, misalnya anak TK sekarang dituntut harus pintar baca dan berhitung. Padahal setiap usia itu mempunyai tahap-tahap perkembangan sendiri dan untuk usia TK seharusnya mereka belum cocok untuk dituntut bisa baca dan berhitung karena itu tidak sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Beliau juga mengatakan bahwa motivasi yang mendasari pendidikan TK menjadi salah kaprah karena ada tuntutan dari SD yang ketika mau masuk SD anak didik harus bisa membaca dan berhitung. Sehingga para orang tua mengkhawatirkan hal itu. Mereka khawatir anaknya tidak boleh masuk SD karena tidak bisa membaca dan berhitung. Oleh karena itu para orang tua menuntut TK untuk mengajarkan anak-anaknya membaca dan berhitung. Ya jadinya TK menganut sistem itu, padahal kan itu sistem yang salah dan tidak sesuai dengan tahap perkembangannya. Dari pandangan buk ES tentang pendidikan di Indonesia dan motivasi yang mendasarinya, dapat dikaitkan dengan teori bahwa guru haruslah berpengetahuan luas, terlihat bahwa pengetahuan buk ES tentang dunia pendidikan cukup baik, dan beliau juga mengetahui tahapan perkembanga yang harus dipenuhi oleh peserta didiknya. Tidak hanya hubungan dengan peserta didik yang buk ES jaga, namun hubungan dengan sesama guru juga beliau jaga. Beliau suka sharing mengenai anak-anak didik. Mengenai pengalaman kerja satu sama lain. Beliau mengatakan bahwa cerita-cerita sesama guru dapat menginpirasinya. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori bahwa dalam hal menunjang pembelajaran, guru yang efektif membina hubungan yang positif dalam lingkungannya.
Sudut pandang buk ES dalam melihat peserat didiknya, beliau mengatakan bahwa peserta didiknya sangat beragam, ada yang mudah sekali diajarkan dan ada yang sulit. Tetapi beliau mengajar peserta didiknya sesuai umur dan kemampuan. Menurut beliau yang penting semua yang diajarkan harus juga mengasah kemampuan mental, moral serta keterampilan bersosialisasinya. Buk ES juga tidak pernah membeda-bedakan peserta didiknya, beliau berfikir bahwa setiap orang itu pintar dan punya cara belajar masing-masing. Sebagai guru tinggal mengarahkan saja. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori bahwa guru berhadapan dengan siswa yang banyak dan beragam sehingga guru harus menghargai perbedaan individu dan percaya semua siswa dapat belajar, meskipun pada tingkat dan dengan cara yang berbeda. Guru menciptakan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan beragam cara. Peran guru dalam memandu atau mengarahkan membuat belajar siswa menjadi lebih mudah dan efektif.
Buk ES juga termasuk guru yang mempunyai kualitas yang baik dalam mengajar. Beliau selalu sabar menghadapi peserta didiknya. Dalam teori top 10 kualitas guru yang baik, salah satunya adalah patience. Beliau sangat ingin peserta didiknya merasa nyaman dengannya. Filosofi beliau dalam mengajar peserta didik harus dekat dengannya peran beliau tidak hanya sebagai guru, tapi juga sebagai orang tua dan teman buat peserta didik. Karena kalau peserta didik sudah enjoy apa pun yang diajarkan akan lebih mudah diserap. Pendekatan yang buk ES terapkan dalam mengajar sesuai dengan kurikulum, seperti bercerita, membagikan bacaan yang berisi gambar-gambar yang lucu dan menarik buat mereka. Mengajak mereka membaca bersama. Semua berpusat pada beliau teacher centered. Dari pendekatan mengajar yang dilakukan oleh buk ES jika dikaitkan dengan teori, buk ES menggunakan konsep pedagogi dimana semua berpusat pada beliau, beliau yang menjadi sumber informasi bagi peserta didiknya. Beliau juga mengajar sesuai dengan kurikulum, itu sama dengan konsep pedagogi secara tradisional, dimana sistem pembelajaran sangat kaku, hanya berfokus dengan kurikulum. Mungkin ini menjadi kekurangan dari TK ataupun Buk ES sendiri. Namun terdapat konsep pedagogi secara modern juga yang dilakukan oleh buk ES, dimana beliau mengajarkan peserta didiknya tidak hanya tentang akademik namun banyak hal tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain, bagaimana tampil percaya diri didepan umum, mengenal satu sama lain, menghargai semua orang dll.  


BAB IV
KESIMPULAN

Ø  Buk ES adalah salah satu guru di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Persatuan USU (DWP USU) Jl.  Universitas No 73, Medan. Beliau sudah mngajar kurang lebih 12 tahun, dari tahun 2002 sampai sekarang.
Ø  Buk ES pernah mengikuti program sertifikasi dan status beliau sekarang adalah tersertifikasi.
Ø  Buk ES termasuk guru yang ramah dan dekat dengan peserta didiknya. Beliau mengajarkan banyak hal tidak hanya secara akademis. Beliau tidak hanya berfokus pada ilmu dan cara mengajar, beliau ingin peserta didiknya berkembang dan kedepannya akan menjadi generasi-generasi baru yang unggul. 
Ø  Buk ES sangat memperhatikan bakat peserta didiknya, aktif mengikuti berbagai perlombaan untuk mengasah bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didiknya
Ø  Buk ES mengenal hampir semua nama peserta didiknya, beliau juga mngenali karakter masing-masing dari peserta didiknya.
Ø  Pandangan beliau tentang pendidikan di Indonesia sangat luas dan menarik.
Ø  Hubungannya tidak hanya baik dengan peserta didik, namun dengan sesama rekan kerja dan lingkungannya bekerja.
Ø  Dalam menghadapi keragaman karakter peserta didik, beliau selalu sabar dan membuat peserta didiknya merasa nyaman dan dekat dengannya.
Ø  Beliau menginginkan peserta didiknya tidak hanya menganggapnya sebagai guru, namun dapat menjadikannya teman sekaligus orang tua.
Ø  Pendekatan mengajar yang beliau terapkan adalah teacher centered dan sesuai dengan kurikulum


BAB V
SARAN

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian kita semua. Banyak hal yang mendorong rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Selain itu kurikulum dan sistem pendidikan yang terkadang kacau menjadi faktor dalam menurunnya kualitas pendidikan Indonesia. Ini terlihat jelas dalam hasil wawancara, bahwa tuntutan anak TK harus bisa membaca dan berhitung itu tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak TK diusianya. Terkadang kurikulum dibuat berdasarkan pengetahuan pemerintah atau oknum tertentu tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. 
Guru-guru yang mengajar haruslah mengikuti program sertifikasi agar bisa menjawab kebutuhan peserta didik dan memenuhi standart yang diharapkan. Guru juga harus memiliki kepribadian yang baik yang dapat menjadi panutan untuk peserta didiknya. Tidak hanya guru, lingkungan tempat belajar juga harus menjadi perhatian, karena lingkungan yang kondusif akan menghasilkan anak-anak yang lebih berprestasi.
Pendidikan seharusnya tidak hanya sebatas kurikulum dan teacher centered, karena dengan kemajuan zaman dan teknologi sangat disayangkan rasanya jika kita hanya berpatokan pada kurikulum. Banyak hal yang dapat kita pelajari di luar kurikulum. Dan tidak hanya guru, peserta didik juga memiliki ilmu yang seharusnya bisa di share oleh guru. Sehingga murid merasa tertantang untuk lebih banyak tahu, dan informasi yang diperoleh menjadi lebih banyak dan tidak hanya didapat dari guru.


DAFTAR PUSTAKA

Sudarwan denim, (2010) Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung: Alfabeta


Profil Guru yang Diinginkan


Pendidikan prajabatan guru mengacu pada kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk membekali calon guru dengann pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas-tugas secara efektif dalam kelas, sekolah dan masyarakat luas setelah mereka menjalankan tugas sesungguhnya.
Pendidikan atau kualifikasi akademik minimum calon guru ditentukan sebagai persyaratan guru yang diperlukan pada sebuah negara. Sebagian negara mensyaratkan diploma untuk calon guru jenjang pendidikan tertentu, sebagian lagi mensyaratkan sarjana atau master. Sebagian negara memisahkan antara pendidikan kualifikasi dengan pendidikan khusus calon guru, sebagian lagi menggabungkan keduanya.
Pertanyaan tentang pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan apa yang harus dimiliki oleh calon guru banyak mengundang perdebatan. Namun demikian, pada intinya calon guru harus dibekali dengan kemampuan memfasilitasi peserta didik untuk bisa mengakuisisi pengetahuan, mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik, serta mampu berperan aktif dalam masyarakat. Karenanya, secara umum kurikulum pendidikan bagi calon guru dapat dibagi kedalam beberapa ranah.

1.  Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan filsafat pendidikan, sejarah     pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi pendidika
2. Pengetahuan berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi pendidikan, serta  pen gembangan ilmu
3.  Pengetahuan dan ketampilan yang berkaitan dengan bidang studi bagi calon guru bidang studi  dan kegurukelasan bagi calon guru kelas.
4.   Pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui praktik mengajar dikelas     atau  bentuk lain dari praktik pendidikan. Kegiatannya dapat berupa praktik mengajar, observasi,    magang dan sebagainya.
Calon guru seperti apa yang diinginkan? Windsor dan Rowland (2005) melakukan survei terhadap sekelompok administrator sekolah mengenai calon guru yang mereka inginkan. Administrator sekolah yang disurvei ternyata menghendaki calon guru yang memiliki sifat-sifat spesifik atau keterampilan yang merupakan ciri khas dari seorang guru yang efektif. Karakteristik calon guru yang dikehendaki oleh administrator sekolah di Amerika Serikat seperti berikut ini:

a.      Memiliki kepribadian yang asli, yaitu tulus dan rendah hati setiap saat.
b.      Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, tertulis dan lisan.
c.      Menjadi pendengar yang baik dan memahami apa yang dikomunikasikan kepadanya.
d.      Memiliki sikap yang kooperatif
e.      Memiliki pandangan positif pada pengajaran, pembelajaran dan siswa
f.       Dapat dipercaya dan diandalkan
g.      Memahami apa yang dibutuhkan untuk menjadi guru yang efektif
h.      Dapat mengelola siswa didalam dan diluar kelas
i.        Memiliki sikap ambisius untuk mencapai prestasi dan berkinerja terbaik
j.        Memiliki keterampilan kepemimpinan, tampil hati-hati dan tidak berperilaku kasar.
k.   Memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip yang berlaku umum di pendidikan psikologi.
l.    Memahami materi pelajaran dengan baik dan dapat menyajikannya secara merangsang dan menarik
m.    Memiliki kemampuan lebih dari satu mata pelajaran
n.  Memiliki harapan atas standart pribadi yang tinggi dan profesional, namun tidak menampilkan kekakuan.
o.  Dapat memodifikasi teknik pengajaran untuk mengakomodasi keragaman kemampuan siswa dan gaya belajar mereka yang berbeda
p.   Dapat menghubungkan kegiatan mengajar dengan tujuan lain dari aneka kegiatan sekolah
q.      Mampu mengorganisasikan kegiatan bersama guru lainnya.
r.        Memiliki selera bagus dalam berpakaian
s.       Memiliki selera humor yang baik
t.        Memiliki semangat untuk berkembang sebagai seorang profesional

Pengembangan karir guru dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1.      Penugasan
-          Guru kelas
-          Guru bidang studi
-          Guru BP 
2.      Kenaikan pangkat
-          Angka kredit
-          Istimewa
-          Penugasan didaerah khusus
3.      Promosi
-          Ditugaskan sebagai kepala sekolah
-          Ditugaskan sebagai pengawas sekolah
4.      Karir lateral
-          Jabatan struktural
-          Penugasan sementara
-          Jabatan lain

Saturday, April 5, 2014

Tugas Kelompok

TUGAS MATA KULIAH PEDAGOGI
LAPORAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENDEKATAN PEDAGOGI
O
L
E
H
KELOMPOK 7
Tota Fierda Ria A S                (101301092)
Fithra Runisya                         (101301093)
Anggita Windy                       (101301103)
Permata Ismawari Putri           (121301030)


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

BAB I
LATAR BELAKANG
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk dari pendidikan formal untuk anak-anak usia dini. Dibutuhkan pendidikan sejak usia dini agar ketika anak memasuki pendidikan Sekolah Dasar sudah bisa lebih mampu untuk beradaptasi. Salah satu kemampuan dasar yang seharusnya sudah diajarkan sejak usia dini adalah untuk mengenal huruf dan angka yang dilanjutkan dengan kemampuan membaca serta berhitung.
Pengajaran secara pedagogi diperlukan untuk mengajar anak-anak pada tingkat usia dini dalam kemampuan mengenal huruf, angka, membaca serta berhitung agar bisa menjadi fondasi yang kuat saat memasuki tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Sehingga kami dari kelompok 7 mencoba untuk melakukan pengajaran dengan berbasis pedagogi kepada anak-anak tingkat pendidikan usia dini.

a.       Komunitas : Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Persatuan USU (Kelas B)
Jln. Universitas No 73 USU Medan Baru
·         Visi TK DWP USU
-          Terwujudnya anak yang cerdas dan berakhlak mulia
·         Misi TK DWP USU
-          Melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum taman kanak-kanak
-          Melaksanakan kegiatan pengetahuan agama, moral dan budi pekerti
-          Melaksanakan kegiatan keterampilan bagi peserta didik
-          Mengembangan kreativitas dan pengetahuan peserta didik
·         Tujuann TK DWP USU
-          Mengembangankan landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreative, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
-          Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa usia emas pertumbuhan dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
-          Membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama, moral, sosial emosional, kemandirian, kognitif dan bahasa, dan fisik atau motorik untuk siap memasuki pendidikan dasar.
·         Program Pembelajaran TK DWP USU Kurikulum 2008
Aspek-aspek perkembangan yang meliputi :
1. Bidang pembentukan perilaku
- Moral dan nilai-nilai agama
- Sosial ekonomi dan kemandirian
2. Bidang pengembangan kemampuan dasar
- Berbahasa
- Kogniif
- Fisik
·         Jumlah anak                                        : 21 orang
·         Latar belakang pendidikan anak         : Taman Kanak-kanak (TK)
·         Kebutuhan anak :
-          Mengenali angka dan huruf yang bentuknya mirip
-          Membaca dan menulis angka
b.      Waktu
·         Jumlah pertemuan                   : 3 kali pertemuan
·         Waktu setiap pertemuan         : Pukul 08.00 WIB - 09.00 WIB (60 menit)
c.       Setting Tempat
·         Lokasi                                     : di dalam ruangan kelas (in door)
·         Fasilitas yang digunakan         :
-          Papan tulis
-          Meja
-          Kursi
-          Spidol
-          Penghapus
-          Loker peserta didik
-          Lemari buku
-          Kipas angin
-          AC (Air Condisioner)
-          Perlengkapan permainan (boneka, tempat tidur boneka, balok-balok dan bentuk bangun ruang)
w  Lay out ruangan
-          Meja guru berada di sudut ruangan membelakangi pintu ruangan kepala sekolah
-          Posisi duduk peserta didik dikelompokkan menjadi empat kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari enam orang peserta didik dengan satu buah meja persegi panjang yang dikelilingi enam buah kursi.



BAB II
KONSEP RANCANGAN BELAJAR
a.      Pembagian Sekuen Pembelajaran
1. Pertemuan pertama, Selasa 18 Maret 2014 
·         Pendahuluan/ Perkenalan  (10 Menit)
-          Mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar hari ini, dan menanyakan sarapan apa pagi ini.
-          Berdoa
-          Bernyanyi : “ Disini senang disana senang”
·         Isi (40 menit)
-          Materi : Mengenalkan huruf dan mewarnai
ü  Menunjukkan dan menjelaskan bentuk-bentuk huruf
ü  Memberikan LKS yang berisi bentuk-bentuk huruf yang mirip (membentuk sebuah kalimat) yaitu huruf b, d, m, n dan p
ü  Menulis ulang kalimat yang dibentuk dari bentuk-bentuk huruf yang mirip
ü  Mewarni gambar yang ada di LKS
·         Penutup (10 Menit)
-          Memberikan informasi untuk membawa pensil warna
-          Mengulang dengan singkat pelajaran hari ini dengan menyanyikan lagu
A, B, C...”
-          Memberikan snack berupa cokelat kepada seluruh peserta didik
-          Mengucapkan selamat pagi dan selamat beristirahat.

2. Pertemuan kedua, Rabu 19 Maret 2014 
·         Pendahuluan/ Perkenalan (10 Menit)
-          Mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar hari ini, dan menanyakan sarapan apa pagi ini.
-          Berdoa
-          Bernyanyi : “Aku adalah anak gembala ”
·         Isi (40 menit)
-          Materi : Membaca dan menggambar
ü  Secara singkat menggulang materi yang telah diberikan pada hari sebelumnya
ü  Memberikan LKS yang berisi bentuk-bentuk huruf (membentuk kata) yaitu huruf a, c, d, e, i, u,o
ü  Menyuruh kepada beberapa para peserta didik untuk maju kedepan kelas dan mencoba membaca setiap kata yang ada pada LKS
ü  Menyuruh seluruh peserta didik untuk menggambar bebas
·         Penutup (10 Menit)
-          Memberikan snack berupa wafer cokelat kepada seluruh peserta didik
-          Mengucapkan selamat pagi dan selamat beristirahat.

3. Pertemuan ketiga, Kamis 20 Maret 2014 
·         Pendahuluan/ Perkenalan (10 Menit)
-          Mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar hari ini, dan menanyakan sarapan apa pagi ini.
-          Berdoa
-          Bernyanyi : “Satu ditambah satu sama dengan dua”
·         Isi (40 menit)
-          Materi : Berhitung
ü  Memperkenalkan angka-angka
ü  Memberikan LKS yang berisi beberapa gambar untuk dihitung berapa banyak jumlah gambar
ü  Menyuruh seluruh peserta didik untuk menghitung jumlah gambar yang ada di LKS dan menuliskan jumahnya
·         Penutup (10 Menit)
-          Memberikan kenang-kenangan berupa penghapus kepada seluruh peserta didik
-          Mengucapkan kata-kata perpisahan dan terima kasih kepada peserta didik
-          Mengucapkan selamat pagi dan selamat beristirahat

b.      Pembagian Tugas Kelompok
1.      Pertemuan pertama
w  Guru                : Fithra Runisya
w  Observer          : Anggita Windy
2.      Pertemuan kedua
w  Guru                : Tota Fierda
w  Co Teacher-1   : Permata Putri
w  Co Teacher-2   : Anggita Windy
w  Observer          : Fithra Runisya
3.      Pertemuan ketiga
w  Guru                : Permata Putri
w  Co Teacher-1   : Fithra Runisya
w  Co Teacher-2   : Anggita Windy
w  Observer          : Tota Fierda

c.       Alat Bantu yang Digunakan
1.      Spidol, papan tulis dan penghapus
2.      Kertas origami
3.      Poster huruf
4.      Kerincingan
5.      Alat tulis untuk Observasi (Pulpen dan buku catatan)


BAB III
PROSES PEMBELAJAN
a.      Skenario
1.      Pertemuan Pertama
Membuka kelas dengan menyapa dan mengucapkan selamat pagi kemudian memperkenalkan diri kepada peserta didik. Selanjutnya bertanya kepada beberapa peserta didik sarapan apa pagi ini. Dilanjutkan dengan mengajak peserta didik untuk berdoa secara bersama-sama sesuai doa yang telah diajarkan oleh gurunya. Kemudian bernyanyi sambil memainkan kerincingan. Memulai pelajaran yang diawali dengan memperkenalkan huruf-huruf yang ada di papan tulis kemudian membagikan LKS kepada peserta didik dan menyuruh mereka untuk menulis ulang huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat dibawah kalimat pada kotak kosong yang telah disedikan. Setelah selesai dilanjutkan dengan mewarnai gambar yang ada pada LKS dan diakhir pertemuan memberikan cokelat kepada seluruh peserta didik sebelum meninggalkan ruangan kelas karena peserta didik akan beristirahat sebelum melanjutkan kegiatan.
2.      Pertemuan Kedua
Membuka kelas dengan menyapa dan mengucapkan selamat pagi kemudian memperkenalkan diri kepada peserta didik. Selanjutnya bertanya kepada beberapa peserta didik sarapan apa pagi ini. Dilanjutkan dengan mengajak peserta didik untuk berdoa secara bersama-sama sesuai doa yang telah diajarkan oleh gurunya. Kemudian bernyanyi sambil memainkan kerincingan. Memulai pelajaran yang diawali dengan menggulang secara singkat pelajaran di hari sebelumnya sambil menunjuk huruf-huruf yang ada di papan tulis. Kemudian membagikan LKS kepada peserta didik dan menyuruh mereka untuk membaca huruf-huruf yang membentuk sebuah kata. Dilanjutkan dengan menyuruh beberapa dari peserta didik maju kedepan kelas untuk membaca kata-kata yang ada di LKS. Setelah selesai dilanjutkan dengan menggambar bebas pada kertas LKS yang telah disediakan. Diakhir pertemuan memberikan wafer cokelat kepada seluruh peserta didik sebelum meninggalkan ruangan kelas karena peserta didik akan beristirahat sebelum melanjutkan kegiatan. 
3.      Pertemuan Ketiga
Membuka kelas dengan menyapa dan mengucapkan selamat pagi. Selanjutnya bertanya kepada beberapa peserta didik sarapan apa pagi ini. Dilanjutkan dengan mengajak peserta didik untuk berdoa secara bersama-sama sesuai doa yang telah diajarkan oleh gurunya. Kemudian bernyanyi sambil memainkan kerincingan. Memulai pelajaran yang diawali memperkenalkan angka-angka dengan menuliskan angka 1-10 di papan tulis. Kemudian membagikan LKS kepada peserta didik dan menyuruh mereka untuk menghitung berapa banyak jumlah gambar yang ada pada LKS dan kemundian dituliskan pada LKS berapa banyak jumlahnya. Dilanjutkan dengan menyuruh beberapa dari peserta didik untuk membacakan berapa jumlah gambar dan jumlah dari gambar-gambar yang telah dijumlahkan. Kemudian mengajak dan mengajarkan peserta didik untuk membuat sebuah karya dari kertas origami berupa bentuk kapal laut, burung bangau, dan topi perawat. Diakhir pertemuan memberikan permen dan kenang-kenangan berupa penghapus kepada seluruh peserta didik. Sebelum meninggalkan ruangan menggucapkan kata-kata perpisahan dan terima kasih kepada seluruh peserta didik.
b.      Objek Observasi
1.      Komunikasi
w  Pertemuan Pertama
Saat memulai pertemuan di dalam kelas, Arum yang berperan sebagai guru mengawali kelas dengan mengucapkan “ selamat pagi adik-adik” dan peserta didik menjawab dengan bersemangat juga “selamat pagi kakak”. kemudian Arum bertanya, “masih ingat gak sama kakak, yang kemarin datang” kemudian peserta didik menjawab “ingat kak, kakak anak FKG itu kan”, menjawab dengan tersenyum, dan ada juga yang menjawab “iya kak, kenal”, ada juga yang menjawab “enggak, kenal kakak”. kemudian Arum memperkenalkan dirinya dan memperkenalkan Anggita juga yang berperan sebagai observer. Kemudian Arum bertanya “karena kakak baru pertama kali datang ke sini, kakak mau dong kenal sama kalian, coba perkenalkan namanya siapa ya, mulai dari kelompok 1-4 (meja pertama-meja keempat) ya adik-adik”. Seluruh peserta didik memperkenalkan dirinya. Kemudian Arum bertanya lagi “apakah adik-adik udah sarapan ? ayo tunjuk tangan ?” lalu beberapa siswa tunjuk tanggan dan Arum bertanya pada beberapa siswa yang tunjuk tangan “Sarapan apa hari ini dek?”, “sarapan telur dan susu kak” menjawab dengan suara yang kuat.
Pertemuan kedua adalah topik mengenal huruf dan mewarnai. Arum memulai pelajaran yang diawali memperkenalkan huruf dari A-Z yang sudah ada di depan kelas. Sambil melihat peserta didik Arum mengajak untuk bersama-sama membaca huruf, “sekarang mari kita baca ya adik-adik, huruf yang ada di papan tulis.” Arum menunjuk huruf secara berurutan dari huruf A-Z dengan memegang spidol untuk menunjukkan huruf A-Z tersebut. Kemudian setelah seluruh peserta didik bisa membaca huruf yang ditanya oleh arum, lalu Arum dan Anggita membagikan LKS pada peserta didik. Kemudian Arum kembali ke depan kelas untuk menjelaskan, tugas yang mau dikerjakan oleh peserta didik, sedangkan Anggita berdiri di belakang untuk melanjutkan observasi.
Arum yang posisinya berada di depan papan tulis menyuruh peserta didik untuk menebal kalimat yang berisi huruf yang putus-putus. Kemudian setelah selesai menebalkan, menyuruh peserta didik untuk mewarnai gambar yang ada di LKS yang ada gambar seorang cewek sedang menulis, “Adik-adik udah dapat kertas LKS dari kak Arum dan kak Anggi kan, sekarang kakak mau jelasin, adik-adik lihat huruf putus-putus yang ada di hadapan adik-adik, huruf putus-putus itu ada di bawah gambar seorang cewek yang sedang menulis, apakah adik-adik melihat hurufnya?. Peserta didik menjawab sambil melihat kertas yang ada di hadapannya. “iya kak”, “lihat kak”. Kita lanjut ya, adik-adik ambil pertengkapan tulisnya lalu menebalkan huruf putus-putus tersebut sampai selesai ya, kalau tidak mengerti nanti bisa tanya kakak, mulai di kerjain ya”. kemudian peserta didik menjawab “iya kak” sambil menebalkan huruf-huruf, beberapa menit kemudian. Kelompok satu (meja pertama) mereka bertanya “kak, gini ya tulisannya”, ada juga yang bertanya “gimana nulisnya kak”, dan ada yang bertanya lagi “ga ngerti kak”. Kemudian Arum, mendatangi beberapa peserta didik yang bertanya, memegang tangan siswa, menulis lembar di LKS siswa, dan melihat mata siswa sambil tersenyum dan beberapa kali Arum mengatakan pada siswa “nah, itu pinter nebalin tulisannya”. Setelah Arum menjelaskan, beberapa siswa tersenyum dan ada yang hanya diam saja kemudian melanjutkan tulisannya. Setelah selesai menebalkan, Arum menyuruh peserta didik untuk mewarnai gambar, “adik-adik udah pada selesaikan menebalkan hurufnya kan, sekarang adik-adik ambil pensil warnanya ya, kita mulai mewarnai gambar”. Seluruh peserta didik mengambil pensil warnanya masing-masing yang berada di loker.
Pada akhir pertemuan, Arum dan Anggi mengucapkan salam penutup bahwa kelas telah berakhir dan memberikan coklat pada seluruh peserta didik. “Adik-adik sudah selesai ya belajarnya hari ini, nanti di rumah belajar nulis lagi ya.. biar makin pinter, kak Arum dan kak Anggi hari ini sudah selesai mengajarnya, besok kakak mau datang lagi ya... nah, kakak mau bagiin cokelat sama adik-adik, siapa yang mau cokelat ?”. Kemudian, peserta didik bersama-sama mengucapkan terima kasih.
w  Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, yang menjadi guru adalah tota. Peserta didik duduk dibangkunya masing-masing. Tota membuka kelas dengan mengucapkan selamat pagi dan menanyakan kabar adik-adik. Lalu, Tota memperkenakan dirinya dan meminta adik-adik memperkenalkan diri mereka. Tota juga menanyakan kepada adik-adik apakah sudah sarapan apa belum. Tota juga menanyakan apakah adik-adik sudah belajar dirumah apa belum. 
Sebelum memulai pelajaran, tota mengajak adik-adik untuk berdoa, peserta didik mengangkat tangan mereka untuk berdoa. Doa sesuai dengan yang diajarkan oleh guru mereka. Setelah itu tota berkata kepada adik-adik “sudah selesai doa, kita bernyanyi bersama ya?”. Tota mengambil kerincingan dan memukulnya ketangan membentuk irama. Kelas terdengar berisi suara adik-adik dan kami semua ikut bernyayi.
Materi pada pertemuan kedua adalah membaca dan menggambar. Tota memulai pelajaran dengan mengulang pelajaran pada hari pertama. Mengajak adik-adik membaca huruf huruf yang ada dipapan tulis. Tota melihat adik-adik sambil berkata “sekarang mari kita baca huruf yang ada di papan tulis.” Tota menunjuk huruf secara berurutan dari A-Z. Kemudia adik-adik mulai membaca huruf-huruf tersebut. Setelah mengulang pelajaran hari pertama, co-teacher (Putri dan Anggita) mendatangi meja-meja sambil membagikan LKS kepada adik-adik. LKS berisikan kumpulan huruf yang membentuk kata-kata pendek. Setelah LKS dibagikan Tota mengajak adik-adik membaca huruf yang ada di LKS. Adik-adik yang duduk dimeja bagian paling belakang membaca dengan suara lantang. Adik-adik dibagian depan, ada yang ikut membaca dan ada yang tidak ikut membaca. Co-teacher mendatangin meja adik-adik satu persatu untuk membantu adik-adik membaca huruf-huruf yang ada di LKS.
Tota meminta salah satu peserta didik untuk membaca didepan kelas, salah satu peserta didik berdiri dan berjalan kedepan kelas untuk membaca huruf yang ada di LKS. Setelah selesai tota berkata “wah sudah pintar-pintar ya adik-adik semua” ayo kita tepuk tangan untuk kita semua. Semua adik-adik bertepuk tangan dan ada yang tertawa.
Setelah selesai membaca LKS, kelas dipotong dengan istirahat. Setelah istirahat kelas dilanjutkan kembali. Tota meminta adik-adik untuk menggambar bebas, dan kemudian mewarnainya. Setelah selesai semua, kelas diakhiri dengan memberikan snack berupa wafer kepada adik-adik. Sebelum meninggalkan ruangan Tota menggucapkan terima kasih kepada seluruh peserta didik dan menghimbau adik-adik untuk selalu belajar dirumah agar menjadi anak yang pintar dan kelas diakhiri dengan ucapan selamat pagi oleh tota dan kemudian dijawab oleh semua peserta didik.

w  Pertemuan Ketiga
Saat memulai pertemuan di dalam kelas, Putri yang mengambil peran menjadi guru mengucapkan selamat pagi, menyapa “apa kabar hari ini?”, dan menanyakan “adik-adik udah pada sarapan belum? sarapan apa hari ini?” kepada peserta didik yang sudah duduk rapi sesuai di tempatnya masing-masing. Mengucapkan salam serta menyapa sambil tersenyum dan mengerakkan tangannya serta melihat seluruh peserta didik. Putri juga secara khusus menyapa dua orang peserta didik yang bernama Evan dan Yaya dengan mendatangi meja mereka dan sedikit menunduk untuk memegang pundaknya sambil tersenyum serta menanyakan “Evan dan Yaya tadi sarapan apa? minum susu juga kan?”.
Setelah menyapa dilanjutkan dengan berdoa, Putri memimpin Doa sesuai dengan Doa yang telah diajarkan oleh para guru “sebelum kita memulai pelajaran hari ini, mari kita bersama-sama berdoa ya adik-adik. Doa dimulai”. Selesai berdoa dilanjutkan bernyanyi. Putri mengambil kerincingan yang ada di dalam lemari buku dan mulai mengajak peserta didik bernyanyi, “adik-adik sebelum belajar kita nyanyi dulu ya”. Memegang kerincingan dengan tangan sebelah kanan dan mulai memainkannya. Sambil tersenyum dan ikut bernyanyi Putri menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan. Memainkan kerincing dengan cara mengerakkan kerincing dan memukul-mukulkannya ke telapak sebelah kiri, namun sesekali kerincingan dibunyikan dengan menggerak-gerakkannya keatas dan kebawah.
Pertemuan ketiga adalah topik berhitung. Putri memulai pelajaran yang diawali memperkenalkan angka-angka dengan menuliskan angka 1-10 di papan tulis. Sambil melihat peserta didik Putri mengajak untuk bersama-sama membaca angka, “sekarang mari kita baca ya adik-adik angka yang ada di papan tulis.” Putri menunjuk angka secara berurutan dari angka satu (1) sampai sepuluh (10) dengan menggunakan jari telunjuk tangan sebelah kanan. Kemudian co-teacher (Fithra dan Anggita) mendatangi meja-meja sambil membagikan LKS kepada peserta didik. Putri yang posisinya berada di depan papan tulis menyuruh peserta didik untuk menghitung berapa banyak jumlah gambar yang ada pada LKS dan kemundian dituliskan pada LKS berapa banyak jumlahnya. “nah, adik-adik udah dapat kertas LKS dari kak Arum dan kak Anggi kan, sekarang kita belajar berhitung ya,”. Putri memberikan contoh dengan menuliskannya di papan tulis, “contohnya, 2 + 3 = berapa adik-adik? Mari sama-sama kita hitung ya”. Putri menghadap keseluruh peserta didik sambil menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan sebelah kanan untuk angka 2 dan jari telunjuk, tengah dan manis untuk angka 3. Seluruh peserta didik mulai menghitung sambil melihat jari-jari Putri, “satu, dua, tiga, empat, lima, berarti 2 + 3 = lima, adik-adik semuanya pada pintar”. Kemudian menyuruh peserta didik untuk mengerjakan hitungan yang ada di LKS, “sekarang adik-adik kerjakan yang ada di LKSnya ya”. Putri, Fithra dan Anggita masing-masing mendampingi satu kelompok peserta didik sambil membantu dan mengajari berhitung.
Setelah peserta didik selesai mengerjakan, dilanjutkan dengan Putri menyuruh beberapa dari peserta didik untuk membacakan jumlah dari gambar-gambar yang telah dijumlahkan pada LKS. “sudah pada selesaikan, ayo sekarang siapa yang mau membacakan jumlah dari gambar-gambarnya?”. Peserta didik yang bernama Nanda membacakannya, sambil tersenyum dan tepuk tangan Putri mengucapkan terima kasih kepada Nanda. “wah,,,Nanda pintar, terima kasih Nanda, tepuk tangannya untuk Nanda ya adik-adik”.
Kemudian Putri mengajak dan mengajarkan peserta didik untuk membuat sebuah karya dari kertas origami berupa bentuk kapal laut, burung bangau, dan topi perawat, “sekarang kita bermain ya adik-adik, melipat kertas origami”. Fithra dan Anggita membagikan kertas origami kepada peserta didik dan duduk bersama mereka sambil mengajarkan mereka cara melipatkan kertas origami.
Diakhir pertemuan Fithra dan Anggita memberikan permen dan kenang-kenangan berupa penghapus kepada seluruh peserta didik. Sebelum meninggalkan ruangan Putri menggucapkan kata-kata perpisahan dan terima kasih kepada seluruh peserta didik. “Adik-adik, kakak, kak Arum, kak Angggi dan kak Tota hari ini sudah selesai mengajarnya. Terima kasih banyak sudah mau belajar dan bermain bersama kami, kapan-kapan kita beajar dan main bersama lagi ya adik-adik. Senang bisa bertemu dengan kalian semua, kalian pintar-pintar dan rajin. Selamat pagi dan selamat beristirahat ya adik-adik”.

2.      Respon Audience
w  Pertemuan Pertama
Saat Arum membuka kelas dengan mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar hari ini, sudah sarapan atau belum, semua peserta didik menjawab dengan suara yang kuat dengan jawaban berbeda-beda, namun ada juga beberapa peserta didik hanya diam saja saat ditanya. Kemudian saat Arum mengajak peserta didik bernyanyi, semua peserta didik bernyanyi dengan sangat bersemangat, ada yang bernyanyi sambil bertepuk tangan, ada juga yang bernyanyi sambil melipat tangan, ada yang bernyanyi sambil tertawa, ada juga beberapa peserta didik melirik ke kanan dan ke kiri melihat temannya sambil bernyanyi. Peserta didik menyanyikan lagu dari awal sampai akhir dengan suara yang kuat dan ada juga yang pelan. Setelah bernyanyi, Arum mengajak peserta didik untuk berdoa bersama, semua peserta didik bisa mengucapkan doa yang telah diajarkan oleh guru-gurunya sebelumnya dengan pengucapan yang jelas
Saat Arum memulai pelajaran dengan memberikan pertanyaan dengan menunjukkan bentuk huruf yang ada di atas papan tulis, hampir seluruh peserta didik dapat menjawab, ada juga yang menunjuk tangan “saya kak mau jawab”, namun ada juga peserta didik yang hanya diam saja saat ditanya. Karena hampir semua peserta didik menjawab kemudian Arum memberikan LKS yang berisi bentuk-bentuk huruf yang mirip dan mengarahkan peserta didik untuk menuliskan huruf yang ada di LKS, dengan menunjukkan kertas LKS yang mau di tulis oleh peserta didik. Beberapa peserta didik bertanya kepada Arum “ini gimana kak”, ada juga yang bertanya “ini udah benar kak”. Setelah itu, Arum menjelaskan kepada beberapa peserta didik yang bertanya dengan cara mendekatinya, menulis di kertas LKS peserta didik tersebut, dengan membusungkan badannya dan sekali-kali Arum duduk di sebelah peserta didik. Setelah itu, peserta didik kembali menulis dan beberapa menit kemudian peserta didik bertanya lagi pada guru untuk melihat hasil tulisannya “Bu, ini udah “ , “saya sudah siap, Bu”. Kemudian saat Arum menyuruh untuk mewarnai gambar yang ada di LKS, peserta didik langsung mengambil perlengkapan pensil warna yang ada di loker mereka masing-masing. Saat proses mewarnai, seluruh peserta didik bersemangat untuk mengerjakannya dan sekali-kali peserta didik bertanya “cantik, Bu?” , ada juga yang mengatakan “ini gambar saya udah selesai, Bu”.
Secara keseluruhan, seluruh respon peserta didik saat pertemuan pertama ini sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan peserta didik juga aktif dalam kelas untuk bertanya hal yang belum dimengerti peserta didik.

w  Pertemuan Kedua
Ketika Tota membuka kelas dengan ucapan selamat pagi dan menanyakan kabar adik adik, semua peserta didik menjawab dengan suara keras. Ada peserta didik yang menjawab “saya lagi sakit kak” dan ada yang menjawab “baik kak”. Ketika Tota mengajak adik adik berdoa, semua adik-adik langsung mengangkat tangan mereka untuk berdoa. Setelah itu Tota mengajak adik-adik bernyanyi, adik-adik dengan senangnya bernyanyi sambil bertepuk tangan dan tersenyum.
Ketika memulai pelajaran, ada adik yang tidak membaca huruf-huruf, dan ada adik yang dengan semangatnya membaca apa yang diperintahkan oleh tota. Adik yang duduk dibagian belakang paling antusias membaca. Sedangkan adik-adik yang duduk dibagian depan ada yang tidak membaca dan ada yang menidurkan kepalanya diatas meja. Adik yang duduk dibagian samping kanan, bercerita sambil sesekali ikut membaca. Setelah pelajaran membaca adik-adik diminta untuk menggambar bebas dan kemudian mewarnainya. Saat menggambar semua adik-adik terlihat sangat antusias dan salah satu anak berkata “saya mau menggambar rumah dan gambar ayah mama kak” diikuti oleh peserta didik lainnya yang berkata “aku mau gambar gunung dan sawah kak”. Semua adik-adik menggambar dengan antusias dan sesekali melihat punya teman satu sama lain dan saling bercanda.
Secara keselurahan respon adik-adik sangat baik walaupun mungkin ada beberapa anak yang tidak terlalu antusias dan malas-malasan. Tetapi proses belajar berjalan dengan baik.

w  Pertemuan Ketiga
Saat Putri memulai kelas dengan mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar hari ini, sudah sarapan atau belum, semua peserta didik menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Mereka menjawab dengan semangat sambil tersenyum dan ada beberapa yang menjawab sambil tertawa dengan suara yang kuat. Ketika Putri bertanya kepada Ivan dan Yaya, mereka berdua menjawabnya dengan cepat dan sambil tersenyum, “sarapan kak, minum susu juga”.
Saat Putri mengajak bernyanyi, semua peserta didik diawal nyanyi sangat bersemangat bernyanyi sambil bertepuk tangan. Menyanyikan lagunya dari awal sampai akhir dengan suara yang bervariasi, ada yang kuat dan ada juga yang pelan. Namun, saat sudah ditengah-tengah nyanyian beberapa peserta didik ada yang melipat tangan di atas meja sambil bernyanyi dan melihat Putri yang sedang bernyanyi di depan kelas, ada juga beberapa peserta didik melirik ke kanan dan ke kiri melihat temannya sambil bernyanyi. Ketika berdoa, semua peserta didik bisa mengucapkan Doa yang telah diajarkan oleh guru-gurunya dengan pengucapan dan suara yang jelas.
Saat memulai pelajaran dengan menunjukkan bentuk-bentuk angka yang ada di papan tulis, hampir seluruh peserta didik secara serentak dan langsung dapat menjawab,  namun ada sekitar 2 atau 3 orang dari peserta didik yang terlihat tidak langsung menjawab tetapi tetap menjawabnya setelah teman-temannya menjawab dengan serentak. Kemudian saat co-teacher (Fithra dan Anggita) memberikan LKS yang berisi gambar-gambar, peserta didik duduk dan bersemangat menerimanya tetapi ada beberapa peserta didik yang sambil berdiri menunggu gilirannya untuk mendapkan LKS, “saya kak, saya mau kak, saya belum dapat kak”. Selanjutnya seluruh peserta didik bersama-sama menuju loker mereka masing-masing untuk mengambil kotak pensil, dan ada juga beberapa peserta didik yang tidak hanya mendatangi lokernya namun sambil melihat-lihat loker temannya. Ketika mulai mengerjakan hitungan yang ada pada LKS, ada beberapa peserta didik yang serius duduk mengerjakan, berjalan dan menuju ke meja kelompok lain, berbicara dengan teman yang ada disebalah kana tau kirinya dan bahkan ada yang menuju meja guru untuk mengambl penghapus, pensil dan rautan yang terletak pada sebuah kotak di atas meja guru.
Hampir seluruh peserta didik bertanya kepada Putri, Arum, dan Anggi untuk menjelaskan bagaimana cara menghitung gambarnya, “kak, kak, kalau yang ini ditambah ini kayakmana kak?”; “kak, ajari yang inilah kak”; “kak, ini benar atau salah kak?”. Semua peserta didik berganti-gantian bertanya kepada Putri, Arum, dan Anggi untuk menanyakan apakah yang mereka kerjakan sudah benar atau salah, apakah tulisan angka mereka benar atau salah, bahkan bertanya bagimana cara menuliskan bentuk angka yang sulit mereka buat. “kak, kak,,,kayakmana nulis angka 3?”; “kak, ini udah benar kak?”: “ini angka 7 kan kak?”. Peserta didik juga saling membantu satu dengan yang lainnya saat ada temannya yang bertanya ataupun meminjam penghapus. 
Saat Putri meminta peserta didik untuk membacakan jumlah dari gambar-gambar yang telah dijumlahkan pada LKS, Nanda dengan cepat dan spontan langsung mengacungkan tangannya sambil tersenyum dan mengatakan, “saya kak, saya kak, saya mau”. Kemudian beberapa dari peserta didik juga mulai ikut mengacungkan tangannya, “saya kak,”; “saya mau kak”; “saya bisa kak”; sayalah kak, saya kak”. Setelah Nanda selesai membacakannya, seluruh peserta didik secara bersama-sama memberikan tepuk tangan sambil tersenyum dan ada beberpa peserta didik bertepuk tangan sambil mengatakan “yee…”.
Kemudian waktu melipat kertas origami, seluruh peserta didik sangat senang dan ada beberapa yang bersorak kegirangan “hore,,,,main origami, aku mau kak, aku mau kak…”. Peserta didik sudah tidak duduk di meja berdasarkan kelompok seperti saat belajar, mereka duduk dimana meja yang mereka suka. Saat kertas origami dibagikan, ada beberapa peserta didik yang meminta warna tertentu dan memilih warna kertas origaminya, “kak, aku mau yang warna cokelat lah kak,”; “kak, aku mau warna pink,”; “kakm aku nggak mau yang ini, aku mau warna kuning aja kak”. Melipatkan kertas origami membuat mereka sangat antusias untuk sama-sama belajar dan bertanya, “oh, jadi gitu melipatnya ya kak,,,”; “kalau udah gini, kayakmana lagi melipatnya kak?; “ajarilah kak melipatnya yang ini,”; “kak, kak, punyaku udah betul kak?”; “punyaku bagus kak?”; “kayakgini kak?”.
Secara keseluruhan, seluruh peserta didik memiliki antusias dan minat yang baik untuk belajar berhitung dan bermain kertas origami yang dibuat oleh kelompok pada pertemuan ketiga.


BAB IV
EVALUASI
Pada saat proses pembelajaran dengan metode pendekatan paedagogi kelompok menyampaikan informasi , pengetahuan kepada subjek didik demi mencapai tujuan yang dikehendaki. Dimana kelompok sudah merencanakan materi yang akan diajarkan terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan dengan melihat kondisi anak, dan kelompok menyesuaikan jadwal pertemuan dengan pihak TK. Meskipun ada sedikit kendala yang dihadapi oleh kelompok, namun kelompok dapat mengatasinya dan menyelesaikan proses mengajar.
Dalam mengajar, kelompok mencoba menjadi komunikator yang unggul dalam berkomunikasi pada anak, menguasai bahan sebelum mengajar dan mencoba menjadi mentor yang berpusat pada anak. Dimana dalam buku Paedagogi, andragogi, dan Heutagogi(Prof. Dr. Sudarwan Danim) disebutkan bahwa guru yang unggul memiliki karekteristik seperti keahlian pokok tentang materi pelajaran secara menyeluruh dan menguasai materi, komunikator yang unggul yang menunjukkan kemampuan berkomunikasi, mentor yang berpusat pada siswa dimana menjadikan siswa sebagai prioritas dan berusaha merangsang stiap siswa belajara melalui metode dan menjadikan siswa aktif.
Selanjutnya, dalam mengajar dan mendidik anak, kelompok mencoba menjadi pribadi yang ideal dalam mengajar  yang mempunyai karakter kesatria, jujur, disiplin, penyayang, antusias, motif bagus, komitmen yang sesuai pada pengajar yang cerdas. Kelompok mencoba datang lebih awal dari anak-anak dan berusaha untuk tidak telat. Kelompok juga menunjukkan rasa sayang dan peduli terhadap anak dan menampilkan keceriaan serta semangat dalam menyampaikan materi.
Disimpulkan bahwa kelompok telah berhasil dalam menyelesaikan tugas proses pembelajaran dengan metode pendekatan pedagogi. Disini kelompok telah mencoba melaksanakan prinsip- prinsip pembelajaran pedagogi dengan mencoba menjadi pedagogis dan kelompok telah berhasil melaksanakannya. Dalam pelaksanaan mengajar kelompok melakukan pendekatan pedagogi modern yaitu pengajaran (teaching) yang dilakukan dengan mentransformasikan pengetahuan, mengawasi dan memfasilitasi pengembangan siswa. Dengan adanya tugas ini kelompok mendapatkan pembelajaran yang penting bahwa menjadi seorang pendidik ataupun menjadi seorang pedagogis itu tidak mudah, banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi, kelompok dituntut untuk lebih sabar dalam mengajar anak. Kelompok juga harus dapat memahami keinginan anak dan menjalin hubungan yang baik dengan anak agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan lancar. Dan tugas lapangan memberikan pengalaman serta pembelajaran yang sangat berarti bagi kelompok.

LAMPIRAN

Pengeluaran
1. Print dan Fotocopy LKS
·         Pertemuan pertama                             : Rp   2.500
·         Pertemuan kedua                                : Rp   2.500
·         Pertemuan ketiga                                : Rp   2.500
2.      Snack
·         Pertemuan pertama (cokelat)              : Rp 15.000
·         Pertemuan kedua (wafer cokelat)       : Rp 15.000
·         Pertemuan ketiga (permen)                 : Rp   8.000
3.      Kertas Origami                             : Rp   5.000
4.      Kenang-kenangan (penghapus)     : Rp 28.000
Jumlah Pengeluaran                  : Rp 78.500

Dokumentasi

















c























c







































b